Cirebon | dinamikapendidikan.com – Sebuah kabar menggembirakan datang dari Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon. Sebanyak 24 siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan bantuan berupa dana tali kasih yang diperuntukkan bagi kebutuhan perlengkapan sekolah. Bantuan ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap dunia pendidikan masih terus tumbuh di tengah masyarakat.
Penyerahan dana tali kasih ini dilakukan pada Senen (30/7/2025) di kantor Korwil Pendidikan Kecamatan Babakan, dan diberikan langsung oleh ibu korwil , Hj Indri. Aca dengan dengan khidmat dan dihadiri oleh para kepala sekolah, guru, dan para wali murid. Para siswa kelas 6 yang menerima bantuan berasal dari beberapa sekolah dasar di Kecamatan Babakan.
Ketua panitia, Rohmat S.Pd, mengungkapkan bahwa pemberian dana ini merupakan bagian dari upaya mendorong anak-anak untuk tetap semangat menempuh pendidikan meski dalam keterbatasan ekonomi.
“Hebat, mereka tetap semangat sekolah walau dengan segala keterbatasan. Bantuan ini bentuk dukungan nyata kami agar anak-anak tidak kehilangan motivasi belajar. Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah hanya karena tidak punya perlengkapan,” ujar Rohmat.
Setiap siswa menerima dana tunai sebesar 1 juta yang bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah seperti tas, sepatu, seragam, dan alat tulis. Bantuan ini merupakan hasil gotong royong dari para kepala sekolah, guru PNS, guru P3K, guru honor dan operator, termasuk dari jajaran korwil .
Kata Jaja Selaku ketua K3S Kecamatan Babakan, dengan adanya dana tali kasih ini, diharapkan tidak ada lagi anak-anak di Kecamatan Babakan yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolahnya. Semangat belajar harus terus dijaga, karena pendidikan adalah jalan utama menuju masa depan yang lebih cerah.
Kegiatan tali kasih ini sudah berjalan 5 tahun. Dahulu bermula ada salah satu siswa di jam belajar, siswa tersebut sedang bekerja di tempat parkir, ketika ditanya kenapa tidak sekolah, jawab siswa itu tidak punya perlengkapan sekolah jadi saya kerja jadi juru parkir. Dengan kejadian itu maka kami berniat tidak ada lagi anak yang putus sekolah lantaran gara-gara faktor ekonomi,” jelas Jaja. (Dede S)