Indramayu | dinamikapendidikan.com – Korban dugaan penganiyayaan berat inisial MR anak dari pasangan Suami istri Sutarno dan Kiroh warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kiroh sebagai seorang ibu merasa sedih dan shok berat, melihat anaknya MR diduga sebagai korban penganiayaan berat yang dilakukan oleh dua orang tak dikenal, yang mengakibatkan mata sebelah kiri anaknya pecah akibat pelemparan batu yang dilakukan oleh pelaku.
Korban MR didampingi kedua orang tuanya menceritakan kronologis kejadian yang menimpanya pada Desember 2024 lalu, ia sehabis main lalu sholat Asyar dan hendak pulang kerumah, dari arah selatan ada pengendara sepeda motor berboncengan orang yang tidak dikenal, tiba-tiba salah satu diantara mereka melempar batu bekas cor-coran kemuka, dan mengenai mata sebelah kiri dan langsung gelap.Jum’at (25/7/2025)
“Saat kejadian ada teman saya yang melihat, Naov Agustian dan Agis,mereka berdua langsung membawanya ke Mantri yang ada didesa setempat, karena tidak mampu menangani lalu dibawa langsung ke Rumah Sakit Pertamina Bumi Patra (BP). Setelah dirumah sakit BP barulah teman saya memberitahukan pada orang tua saya. Dari Rumah sakit BP menyarankan untuk dibawa ke RSUD Indramayu, kata Dokter menyatakan bola matanya sudah pecah”, tutur MR
Ibu MR Kiroh sambil berkaca-kaca menceritakan kejadian naas yang menimpa anaknya.Dan berdasarkan kejadian itu dirinya melaporkan ke Polres Indramayu, pada 18 Desember 2024 pada pukul 12.05 WIB. Nomor LP/B/1001/Xll/2024/SPKT/Polres Indramayu/Polda Jawa Barat.
Pada bulan Juni 2025 pernah dilakukan mediasi di Polres Indramayu dengan keluarga pelaku, tetapi tidak menemukan hasil apa-apa dan sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya.
“Pak Kapolres saya memohon dan meminta tolong pada Kapolres Indramayu, secepatnya laporan saya ditindak lanjuti, karena cita-cita anak saya jadi hancur di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) jadi gagal. Anak saya atlit sepak bola sering dipanggil ke Bandung dan Jakarta, sekarang tidak bisa main lagi karena ada kekurangan akibat kejadian penganiyayaan itu, sekarang anak saya jadi depresi”, tutur Kiroh
Lanjut Kiroh, selama ini pengobatan sendiri sampai menghabiskan uang Rp 80.000.000,00,- (Delapan Puluh Juta Rupiah) untuk oprasi mata palsu demi anak, padahal uang itupun dapat pinjam ke Bank,pungkasnya (Tosim)