Cirebon | dinamikapendidikan.com – Sepertinya semua orang bersepakat bahwa kenyamanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam hidup ini. Kenyamanan itu bersarang di hati setiap orang, dan setiap orang punya hati. Sedangkan situasi hati itu merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Bagaimana mungkin seseorang bisa hidup tanpa kenyamanan dalam hatinya?
Sebagai seorang guru, harus menciptakan kenyamanan ketika berinteraksi dengan siswa. Ketika guru itu nyaman mereka pun pasti akan merasakan hal yang sama. Pendidikan akan berhasil ketika mereka juga merasakan hal yang sama dengan gurunya. Menurut kang Dede, meyakini kenyamanan ialah faktor penting dalam keberhasilan pendidikan.
Standar nasioanal pendidikan yang pemerintah terbitkan, tidak lain ialah agar bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman. Guru atau siswa tidak akan sukses dalam proses pembelajaran tanpa adanya kenyamanan. Guru dan siswa harus merasakan kenyamanan ketika berinteraksi.
Dede Supriyatna ( Kepala Biro Wilayah III Cirebon Media DINAMIKA PENDIDIKAN)
“Saya teringat kata-kata Aristoteles, “Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali.” Begitu pentingnya mendidik hati, sampai-sampai jika pedidikan tidak bisa melibatkan hati di dalamnya, kata Aristoteles bukanlah pendidikan sama sekali. Jelaslah bahwa hati juga memiliki tempatnya tersendiri dalam pendidikan. Bahkan berperan besar atas berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan,” ucap Kang Dede seorang jurnalis di Media Dinamika Pendidikan.
Masih menurut biro media dinamika pendidikan wilayah lll Cirebon, Kenyamanan yang guru dan siswa ciptakan di ruang kelas, bisa terjalin karena ada tali hubung antara keduanya. Tali hubung itu bernama kasih sayang. Konteks kasih sayang antara guru dan siswa ini, tentu berbeda dengan hubungan kasih sayang layaknya pasangan muda mudi. Namun hubungan kasih sayang antara guru dan siswa ialah kasih sayang untuk menerima dan mengerti peran apa yang harus dilakukan antara keduanya.
Guru dengan kasih sayangnya memposisikan siswa sebagai anak didiknya, menerima mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bahkan guru dengan ketulusan hatinya, dengan penuh kesabaran ia mau mengarahkan dan membimbing mereka agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai potensi yang ia miliki. Siswa pun demikian, ia akan menerima gurunya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Keterbukaan hati akan menciptakan hubungan kasih sayang, dan kasih sayang akan menciptakan kenyamanan.
“Proses pendidikan yang melibatkan pendidikan hati akan menciptakan kenyamanan antara guru dan siswa. Sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan baik. Pendidikan akan berhasil ketika guru dan siswa nyaman di kelas, nyaman di sekolah dan nyaman ketika berinteraksi dimana pun mereka berada.
Jadi, mendidik itu bukan hanya tentang metode yang baik, tetapi juga tentang hati. Ingat kata Aristoteles, “Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali.” jadi didiklah anak itu denqan hatinya juga,” tutup Kanga Dede.(Ida F)