Kuningan | dinamikapendidikan.com – Guru sebagai manusia memiliki tanggung jawab yang besar selama hidup di muka bumi. Oleh karena itu, guru harus meniatkan setiap aktivitas yang dilakukan yang berhubungan dengan tugas guru diniatkan sebagai ibadah.
Kalau tidak, maka tugas yang maha berat ini akan menambah beban baru, karena akan terselip unsur keterpaksaan, ketidak ikhlasan dalam menjalankan tugas. Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Udy Prasetio Kepala Sekolah SMKN 2 Kuningan Jawa Barat.
Ibnu menyampaikan, ibadah harus menjadi niat utama guru, menjadikan seluruh kegiatan pembelajaran sebagai pengabdian kepada Allah SWT. Kemudian, meniatkan diri dengan ikhlas sebagai khalifah, yakni pemimpin, pengelola, dan pemelihara pendidikan khususnya pembelajaran dengan tujuan utama menyeru untuk kebajikan dalam pembelajaran.
Ibnu Juga menceritakan kisah dahulu kenapa dia memilih menjadi seorang guru padahal waktu itu dia sudah memiliki pekerjaan yang mana gajihnya itu dua puluh (20) lipat dari gajih guru. Padhal diwaktu itu Ibnu sudah memiliki gajih satu juta setengah perbulan, sedangkan gajih guru PNS diwaktu itu hanyalah 80 ribu perbulan, namun pihaknya rela melepaskan gajih yang besar demi memanfaatkan ilmunya untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Sebagai guru, niat utama haruslah untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Mengajar dengan niat ibadah berarti menyadari bahwa setiap ilmu yang disampaikan adalah bagian dari amanah dan tanggung jawab besar, tidak hanya kepada siswa tetapi juga kepada Tuhan.
Dengan niat yang ikhlas, setiap tindakan dalam mendidik dapat menjadi pahala, dan guru pun bisa memberikan pengaruh positif yang lebih mendalam kepada siswa. Selain itu, niat ibadah akan menjaga guru tetap berkomitmen, sabar, dan tulus dalam menjalankan tugasnya, meskipun menghadapi berbagai tantangan,” tutur Ibnu Udy Prasetio kepala Sekolah SMKN 2 Kuningan Jawa Barat. (Dese S)