Cirebon | dinamikapendidikan.com – Launching merger Sekolah Dasar (SD) satu hamparan yang dilaksanakan di SDN 3 Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon, Selasa (4/10/2022) di hadiri banyak pihak penyelenggara pendidikan, seperti para guru, kepala sekolah, para K3S dan korwil bidang pendidikan.
Dalam launching ini, ada sebanyak 10 SDN yang dilakukan merger, yaitu SDN 3 dan SDN 4 Cipejeuh Wetan, SDN 1 dan SDN 2 Ambulu, SDN 1 dan SDN 2 Pabedilan Wetan, SDN 1 dan SDN 2 Ciawi Asih, serta SDN 1 dan SDN 2 Kedung Jaya.
Bupati Cirebon Drs.H.Imron, M.Ag turut hadir memberikan alasannya, ada beberapa alasan mengapa sekolah satu hamparan tersebut digabungkan. Salah satunya, ada persaingan yang terlihat kurang sehat, terjadi di sekolah satu hamparan. “Sehingga dipilih untuk melakukan merger. tidak jarang juga sekolah satu hamparan, jumlah siswanya terpaut jauh dengan sekolah yang satu hamparan lainnya. Kalau dimerger, gurunya mencukupi, siswanya juga mencukupi,” kata Imron.
Dengan merger ini di harapkan dan di pastikan tidak ada pihak yang dirugikan, karena sekolah yang di merger ini adalah kepala sekolahnya yang akan pensiun di waktu dekat, sehingga di pastikan pihak kepala sekolah baik guru tidak ada yang merasa di rugikan nantinya.
Di harapakan, dengan adanya merger ini akan meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah tersebut. “Adanya kebijakan merger ini, harus tetap menjaga mutu pembelajarannya,” kata Imron
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto menjelaskan, bahwa merger sekolah satu hamparan pihaknya menargetkan sebanyak 228 sekolah satu hamparan di 108 titik di Kabupaten Cirebon. ada sebanyak 67 sekolah yang akan dilakukan merger pada bulan Januari nanti. Dan apa yang di jelaskan Bupati, bahwa alasan merger ini juga, salah satunya untuk mengurangi jenjang antar sekolah yang satu hamparan. Tidak jarang juga dijumpai, sekolah satu hamparan ada yang terkesan lebih elit dibandingkan dengan sekolah lainnya. “Hal inilah yang diupayakan untuk dihilangkan dengan cara dilakukannya merger,” jelasnya.
Di awal tahun 2023 pihak dinas pendidikan akan melakukan merger yang sekolahnya tidak memiliki kepala sekolah yang di sebabkan sudah habis masa baktinya di dunia pendidikan. “Akan melihat-lihat dulu sekolah mana yang kepala sekolahnya sudah pensiun, itu akan menjadi prioritas untuk di lakukannya merger,” tuturnya.(Dede.S)