Cirebon | dinamikapendidikan.com – Di setiap sekolah mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi pasti mengajarkan etika sopan dan santun yang mengajarkan hal itu adalah seorang guru. Namun bagaimana jadinya jika seorang guru itu malah sebaliknya memberikan contoh yang kurang baik. Tentu saja hal itu akan berdampak buruk kepada akhlak anak-anak kita.
Lalu kalau ada guru atau pendidik seperti itu di Kabupaten Cirebon apa yang akan dilakukan oleh para pembinanya ya.
Entah setan apa yang merasuki pikiran dan hati Wirawan kepala SDN 2 Cipanas Kecamatan Dukuh Puntang Kabupaten Cirebon Jawa Barat sehingga bersikap kurang beretika, seperti bukan seorang pendidik dan kurang mencerminkan sebagai kepala sekolah yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat.
Kurang beretikanya Wirawan kepala SDN 2 Cipanas ini terlihat ketika awak media dan salah satu kepala sekolah senior memberi tahukan kepadanya melalui pesan WhatsApp akan ada kunjungan dari pihak media kesekolahnya. Namun Wirawan hanya membacanya tidak memberikan jawaban ada di sekolah atau tidak adanya.
Ketika awak media sudah berada di sekolahnya kepsek SDN 2 Cipanas ini malah tidak ada di sekolah tanpa menginformasikannya. Hal ini menunjukan kalau Wirawan kurang beretika. “Tadi ada di sekolah pak, namun pergi lagi,” ujar salah satu guru.
Sontak saja hal ini membuat awak media terheran-heran, ada seorang pendidik seperti ini, apa lagi jabatannya seorang kepsek. Lalu pihak media menegor Wirawan Melalaui pesan WhatsApp, tapi Wirawan tetap bungkam seolah-olah menujukan sikap aslinya yang kurang beretika.
Hal Kurangnya beretika kepsek SDN 2 Cipanas ini menuai tanggapan dari beberapa kepala sekolah.
“Kalau benar seperti itu, itu sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang kepala sekolah. Karena kita ini adalah tauladan bagi masyarakat. Padahal bisa memberi tau dengan cara membalas pesan WhatsApp kalau ada keperluan Keluar, itu hal yang mudah menurut saya”
“Tamu itu harus di hormati, apa lagi kita sebagai seorang pendidik dan beragama Islam. Jangan bikin malu pihak pendidikan Kabupaten Cirebon”
“Jangan alergi terhadap awak media, apa lagi medianya membawahi pendidikan. Terima dengan baik kalau memang tujuannya baik, kalau tujuannya kurang baik baru kita sebagai tuan rumah berhak berbuat kurang baik lagi”
Itulah tanggapan dari beberapa pihak kepala sekolah yang mengharapkan adanya pembinaan dari dinas pendidikan dan korwil bidang pendidikan kepada oknum kepala sekolah atau guru yang kurang beretika atau yang bersikap dapat merusak citra pendidikan ini.(Dede S)