Cirebon | dinamikapendidikan.com – Bantuan Sosial Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sekarang menjadi bantuan tunai berupa uang di Desa Kanci Kecamatan Astana Japura Kabupaten Cirebon Jawa Barat diduga kuat diarahkan oleh Ade ketua Poskesos Desa Kanci hingga ada nada ancaman dari pemilik warung kepada masyarakat Desa Kanci.
Menurut beberapa masyarakat Desa Kanci, bahwa pihaknya mendapat bantuan sosial dari Pemerintah berupa uang sejumlah 600 ribu yang menurut aturan bebas di belanjakan kewarung mana saja untuk keperluan rumah tangga Keluarga Penerima Manfaat (KPM), namun masyarakat mengaku diarahkan oleh Ade Selaku ketua Puskesos untuk berbelanja di warung ibu Sarmi sebesar 400 ribu saja.
Lalu hal itu di benarkan oleh kepala Desa Kanci Sunaryo, pihaknya ada pengaduan dari masyarakat tentang adanya dugaan penggiringan masyarakat untuk di belanjaknnya uang bantuan itu ke warung ibu Sarmi sebesar 400 ribu saja dan menurut masyarakat pihaknya di ancam oleh Ibu Sarmi kalau tidak belanja kesini akan di coret bantuan sosial dari pemerintahnya.
“Padahal saya dan pihak desa sudah mewanti-wanti agar tidak ada penggiringan, karena aturannya sudah jelas masyarakat bebas belanja kemana saja. dan kami dari pihak Desa sudah menghimbau kepada masyarakat Desa Kanci agar uang bantuan dari pemerintah bebas di belanjakan ke warung mana saja”, tegasnya.
Menurut Kepala Desa, Adanya kejadian ini diluar tanggung jawab pihak Desa dan diluar sepengetahuan Desa. Dan lebih jelasnya nanti hari senin pihak media dan LSM datang lagi kekantor Desa, konfirmasi langsung dengan ketua Poskesos dan pemilik warung, pinta Kepala Desa Kanci di kediamannya (08 04).
Di hari yang berbeda Senin (10 04) di kantor Desa Kanci Ade ketua Poskesos mengelak telah menggiring masyarakat penerima bantuan sosial.
“Masyarkat yang mendapat bantuan sosial sebanyak 91 orang, namun yang belanja ke warung Ibu sarmi itu hanya 85 orang, itu Saya tidak mengarahkan, saya hanya menawarkan barang dari warung ibu Sarmi,” elaknya.
Begitu juga Ibu Sarmi mengelak telah mengancam akan mencoret warga dari daftar bantuan jika tidak berbelanja di warungnya.
“Uang sebesar 400 ribu itu mendapatkan beras 24 kg, telur 1 kg, daging ayam 1 kg. Saya tidak pernah mengancam pak,” elak Sarmi.
Di waktu yang bebeda hal itu di bantah oleh beberapa masyarakat. “Iya pak saya dipaksa untuk belanja di warung Ibu Sarmi oleh pak Ade. Sampe saya di susul kerumah oleh pak ade agar cepat belanja ke warung Ibu Sarmi, padahal butuhnya beras 1 karung namun kami dipaksa harus beli beras 2 karung. Sepertinya pak Ade dan Ibu Sarmi telah kong kali kong.
Dan sepertinya barang yang kami terima tidak sesuai pak. Coba saja hitung denga uang 400 ribu kami hanya mendapatakan beras 24 kg, telur 1 kg, daging ayam 1 kg, masih banyk sisa lebihnya,” jelasnya. (Dede S)